MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
“HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA”
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
RAMADHAN FITRIA
RENI EKA PUTRI
RIA MUSPITA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang studi Pengantar Pendidikan yang bertemakan “Hakikat Manusia Dan Pengembangannya”
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari
segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan
kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan
datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan kependidikan demi
terciptanya pendidik professional.
Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Solok, 23 Oktober 2012
Penyusun
Kelompok I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
A.
Hakikat Manusia
dengan Dimensi-Dimensinya
B.
Pengembangan
Dimensi-Dimensi Tersebut
C.
Manusia
Indonesia
D. Perbedaan Manusia dan Hewan
E. Hakikat
Manusia Menurut Islam
F. Pandangan
Tentang Hakikat Manusia
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
Pertanyaan Dan
Jawaban
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia
memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia
yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang di
sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki
sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh
karena itu, strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada
seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi
paparan selanjutnya. Untuk mencapai pengetahuan hakikat manusia tersebut maka
akan dikemukakan materi yang meliputi : arti dan wujud sifat hakikat manusia,
dimensi-dimensinya, pengembangan dimensi tersebut dan sosok manusia Indonesia
seutuhnya.
- Tujuan
Adapun tujuan menyusun makalah ini untuk mengetahui tentang pengertian apa itu
Hakikat Manusia dan Pengembangannya dalam dimensi-dimensinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan
bermaksud membantu peserta didik untuk meneumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiaannya.
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan
terbentuk dari kumpulan terpadu (intergrated) dari apa yang disebut sifat
hakikat manusia. Di sebut hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut
hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia menajadi bidang kajian
filsafat, khususnya filsafat antropologi. Hal ini menjadi keharusan karena
pendidikan bukanlah sekedar soal praktek melainkan praktek yang berlandasan dan
bertujuan. Sedangkan landasan dan
tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya filosofis normative.
Sifat hakikat manusia
diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipiil (jadi bukan
hanya gradual) membedakan manusia dari hewan . Meskipun antara manusia dengan
hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologinya.
Kenyataan dan pernyataan
tersebut dapat menimbulkan kesan yang keliru, mengira bahwa hewan dan manusia
itu hanya berbeda secara GRADUAL. Wujud sifat hakikat manusia, pada
bagian ini akan di paparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki
oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensi dengan maksud menjadi
masukan membenahi konsep pendidikan, yaitu,
1.
Kemampuan
menyadari diri
2. Kemampuan
bereksistensi
3. Pemilikan kata
hati
4. Moral
5. Kemampuan
bertanggung jawab
6. Rasa
kebebasan(kemerdekaan)
7. Kesediaan melaksanakan
kewajiban dan menyadari hak
8. Kemampuan menghayati
kebahagian
A. HAKIKAT MANUSIA
DENGAN DIMENSI-DIMENSINYA
Pada pembahasan telah
diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut akan di
bahas lagi dimensi-dimensinya atau di tilik dari sisi lain. Ada empat macam
dimensi yang akan di bahas, yaitu
1.
Dimensi
keindividualan
2. Dimensi
kesosialan
3. Dimensi
kesusilaan
4. Dimensi
keberagamaan
1. Dimensi Keindividualan
Lysen
mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang merupakan suatu
keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu
diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang
memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecendrungan, semangat dan daya tahan
yang berbeda.
Kesanggupan
untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan cirri yang sangat esensial dari
adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat sebagaimana di gambarkan
di atas secara potensial telah di miliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan
melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina,
melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang
memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian seseorang tidak akan terbentuk semestinya
sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai
milikinya. Padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk
membentuk kepripadiannya atau menemukan kediriannya sendiri. Pola pendidikan
yang bersifat demokratis dipandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan
berkembangnya potensi individualitas sebagaimana dimaksud. Pola pendidikan yang
menghambat perkembangan individualitas (misalnya yang bersifat otoriter) dalam
hubungan ini disebut pendidikan yang patologis.
2. Dimensi kesosialan
Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat
saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung untuk saling
memberi dan menerima.
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia
tampat lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk
bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya,
sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya. Seorang berkesempatan
untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang di kagumi dari
orang lain untuk dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di cocokinya.
Hanya di dalam berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan
memberi, seseorang menyadari dan menghayati kemanusiaanya.
3. Dimensi kesusilaan
Susila berasal
dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi di
dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika
di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung.
Karena itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua
macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan
kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan
mencakup etika dan etiket.
Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat
dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah
mahluk susila.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Beragama
merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah mahluk yang lemah sehingga
memerlukan tempat bertopang.
Manusia memerlukan agama
demi kesalamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa
agama menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati agama
melalui proses pendidikan agama. Pendidikan agama bukan semata-mata pelajaran
agama yang hanya memberikan pengetahuan tentang agama, jadi segi-segi afektif
harus di utamakan. Di samping itu mengembangkan kerukunan hidup di antara
sesama umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
perlu mendapat perhatian.
B. PENGEMBANGAN DIMENSI-DIMENSI
HAKIKAT MANUSIA
Sasaran pendidikan adalah
manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi
tugas pendidikan. Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam
pelaksanaanya mungkin saja bisa terjadi kesalahan-kesalahannya yang lazimnya di
sebut salah didik. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi,
yaitu
1. Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan
perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua factor, yaitu kulaitas
dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan
yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan
yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu, wujud dan arahnya.
a. Dari wujud
dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan
rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan,
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan
rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.
Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman
dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak
terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Pengembangan domain kognitif, afektif
dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya mendapat pelayanan yang
berimbang.
b. Dari arah
pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia
dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan,
kesusilaan dan keberagaman secara terpadu. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan
dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap
dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.
Perkembangan di maksud mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan
keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang menciptakan ketinggian martabat
manusia). Dengan demikian totalitas membentuk manusia yang utuh.
2. Pengembangan
yang tidak utuh
Pengembangan
yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses
pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain
kognitif. Demikian pula secara
vertical ada domain tingkah laku terabaikan penanganannya.
Pengembangan yang tidak
utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap.
Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.
C. MANUSIA INDONESIA
Sosok manusia Indonesia
seutuhnya telah di rumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka
panjang. Dinyatakan
bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembagunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Hal ini
berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti
pangan, sandang, perumahan, kesehatan ataupun kepuasan batiniah seperti
pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab atau
rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara
keduanya sekaligus batiniah.
Selanjutnya juga diartikan bahwa pembangunan
itu merata di seluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari
masyarakat. Selanjuatnya juga di artikan sebagai keselarasan hubungan antara
manusia dengan tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan
lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan juga
keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan di akhirat
D. PERBEDAAN
MANUSIA DAN HEWAN
Hewan
|
Manusia
|
1.
Memiliki kemampuan siap pakai ketika lahir
2.
Makhluk biologis
3.
Punya instik
4.
Bertindak menurut instink
5.
Tidak mengenal etika, estetika dan agama
|
1.
Ketika dilahirkan tidak berdaya sama sekali
2.
Makhluk biologis, individu dan sosial
3.
Potensi yang berkembang
4.
Bertanggung jawab
5.
Punya etika, estetika, dan agama
|
E. HAKIKAT
MANUSIA MENURUT ISLAM
a.
Manusia makhluk yg paling mulia dan atau paling
hina
·
Mulia => Konstruksi
jasmani dan rohani manusia lebih lengkap
·
Hina => Tingkah lakunya bertentangan dgn
aturan Tuhan
b. Hakikat kejadian manusia
Asal
manusia
·
Jasmani => Tanah
·
Rohani => Gaib
C . Proses Terwujudnya manusia
·
Manusia yg terwujud tanpa ibu dan bapak =>
Adam
·
Manusia yg terwujud tanpa ibu => Hawa
·
Manusia yg terwujud tanpa bapak => Isa
·
Manusia yg
terwujud dari laki-laki dan perempuan => manusia sekarang
·
. Terwujudnya manusia menurut teori Darwin=> Manusia berasal dari kera
F. PANDANGAN
TENTANG HAKIKAT MANUSIA
1.
Pandangan Psikoanalitik
Ø Suatu aliran
dalam ilmu jiwa yg mencoba menganalisis
kejiwaan manusia atas bagian-bagiannya
Struktur Kepribadian Manusia terdiri dari 3 komponen (Freud)
a.
Id yang berfungsi untuk menggerakkan seseorang
untuk memuaskan kebutuhannya
b.
Ego berfungsi untuk menjembatani antara keinginan
id dg lingkungan yang realistis
c.
Super ego berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol
tingkah laku seseorang agar sesuai dengan aturan dan nilai-nilai moral
2.
Pandangan Humanistik
Ø Melihat manusia
itu secara manusiawi
Dipelopori oleh Rogers, Jeans Jacues
Rousseau, Martin Buber
a.
Rogers
Manusia adalah makhluk yg terus
berubah dan diibaratkan dgn air mengalir yg
tanpa hentinya.
b.
Jean
Jacues Rousseau
Pada dasarnya manusia itu adalah baik
tapi dirusak oleh masyarakat atau lembaga.
c.
Martin Buber
Manusia merupakan suatu (eksistensi) yang
berpotensi, tetapi potensi itu terbatas,
sehingga sulit untuk memperkirakan bagaimana masa depan mansia tersebut. Manusia tidak dapat dikatakan
baik atau jahat tetapi mengandung kedua
kemungkinan itu
c.
Pandangan Behavioristik
Ø Tingkah laku
manusia ditentukan oleh lingkungan dimana individu itu berada
Dipelopori oleh Skinner, Kohler,
Wetson, Thorndike
1)
Tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan
di mana individu itu berada
2)
Tingkah laku manusia dapat dikendalikan dengan
mengatur lingkungan tempat individu itu berada
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian bab I dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap
dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri
yang khas tersebut membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia manusia
Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian
rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus mengusai
hewan
Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati kebahagian
pada manusia
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan
Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara
selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.
B. Saran
1.
Kepada semua
pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib berpegang teguh kepada
nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kesehariannya
2. Penerapan paradigma baru
dalam pendidikan disosialisasikan lebih luas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Senin 11 Januari 2011. Dimensi-Dimensi Hakekat
Manusia. Diakses di Solok, Oktober 2012.
Iwandra, Dodi. Minggu 5 Desember 2010. Hakikat Manusia dan
Pengembangannya. Diakses di Solok, Oktober 2012
Miranda, Dian. 19 September 2009. Pendidikan dan Ilmu
Pendidikan. Diakses di Solok, Oktober 2012
Tirtarahardja,
Umar. 1990.Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
KEREN (Y)
BalasHapus